Monday, January 10, 2011

Tanpa Arti

Jika ia sebuah cinta, ia tidak mendengar namun senantiasa bergetar

Jika ia sebuah cinta, ia tidak buta namun senantiasa melihat dan merasa

Jika ia sebuah cinta, ia tidak menyiksa namun senantiasa menguji

Jika ia sebuah cinta, ia tidak memaksa namun senantiasa berusaha

Jika ia sebuah cinta, ia tidak cantik namun senantiasa menarik

Jika ia sebuah cinta, ia tidak datang dengan kata-kata namun menghampiri dengan hati

Jika ia sebuah cinta, ia tidak terucap dengan kata namun hadir dengan sinar mata

Jika ia sebuah cinta, ia tidak berjanji namun senantiasa mencoba memenangi

Jika ia sebuah cinta, ia mungkin tidak suci namun tulus

Jika ia sebuah cinta, ia tidak hadir dengan permintaan namun karena penentuan

Jika ia sebuah cinta, ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan namun karena pengorbanan dan kesetiaan

Monday, January 3, 2011

Renungan di Tahun baru

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin. Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya,

“Bagaimana perjalanan tadi?”
“Sungguh luar biasa, Pa.”
“Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?” tanya sang ayah.
“Iya, Pa,” jawabnya.
“Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?” tanya ayahnya lagi.
Si anak menjawab, “Saya melihat kenyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor.
Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya.

Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka.
Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison.

Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri.

Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri. Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan, “Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya
diri kita.”

***
Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain.

Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi.Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita daripada kuatir untuk meminta lebih lagi.